Tiongkok sudah terkenal sebagai negara yang lihai membuat duplikat
alias palsu pada segala produk. Tak khayal, negara itu bisa membuat
imitasi produk apapun yang ada di pasaran.
Begitu juga dengan batu mulia yang saat ini sedang tenar dikalangan
masyarakat. Ternyata, produk batu mulia palsu asal Tiongkok sudah
terdeteksi keberadaannya di Indonesia.
"Sudah marak batu-batu palsu dari Tiongkok, ini perlu kita waspadai
bersama," kata Ketua Komunitas Batu Gambar Indonesia, Syam Siamnata,
kepada Okezone di Aula Kantor PWI DIY, Senin (3/8/2015).
Hal itu disampaikan usai mengelar jumpa pers rencana akan digelar
kontes batu gambar tingkat nasional pada 12-16 Agustus 2015 nanti di
Halaman Stasiun TVRI Yogyakarta, Jalan Magelang, Yogyakarta. Kontes batu
gambar itu akan memperebutkan satu unit mobil classik jenis sedan,
Lucky Draw yang bakal dibawa pulang peserta lomba yang menang.
"Batu mulia palsu jelas sangat merugikan kita sebagai pemilik batu
alam asli Indonesia. Batu palsu diklaim dari Indonesia, kemudian soal
penjualan juga rendah," jelas Syam, yang mengaku asli Yogyakarta.
Untuk melihat batu gambar tersebut palsu, tidak lah mudah karena
harus menggunakan peralatan di Labolatorium mengenai keaslian batu.
Salah satu peralatan dalam lab berupa lensa untuk melihat supaya lebih
besar sebanyak 200 kali.
"Kalau hanya kasat mata, kita lihat tidak bisa membedakan batu asli atau palsu, dengan senter pun juga tidak bisa," katanya.
Syam mengaku tidak mengetahui peralatan apa yang dipergunakan untuk
membuat batu palsu. Namun, dia memprediksi peralatan tersebut sangat
cangih karena kemiripan dengan batu asli Indonesia mendekati sempurna.
"Kita enggak tahu kok bisa membuat batu palsu, mungkin mereka memiliki
peralatan yang cangih," ujarnya.
Dirinya menyebut sudah ada temuan batu gambar palsu asal Tiomgkok
yang menyebar di Pacitan, Jawa Timur. Batu tersebut diklaim dari
Pacitan, kota kelahiran mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Di
Pacitan (Jatim) sudah ada batu palsu asal Cina. Itu sudah termasuk
penipuan, mengaku batu asli sana (Pacitan) tapi ternyata produk Cina.
Kita berharap para pecinta batu gambar untuk mengecek keaslian batu di
lab," paparnya.
Syam juga berharap ada lab-lab pada setiap central penghasil batu
alam asli Indonesia. Sehingga keaslian batu bisa langsung dideteksi
dengan pengujian di lab. "Lab di Jakarta ada, di Yogya ini baru ada satu
di XT Squer, tapi memang sebaiknya setiap sentral penghasil batu mulia
itu ada Lab," jelasnya.(okezone)