Ladang batu akik ditemukan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa
Salam, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hal ini
disampaikan Suwarto, Kepala Dusun Plawan, Desa Girimulyo, kecamatan
setempat.
Menurut Suwarto, ladang batu akik tersebut tersebar di beberapa
lokasi di pekarangan warga. Luasnya mencapai setengah hektare dan jenis
batu yang terkandung di dalamnya sangat unik, berbeda dengan batu akik
kebanyakan. Motifnya berupa corak batik.
"Bahkan ada yang unik dan tidak ditemukan di lokasi lain, ketika batu
yang semula tertutup tanah itu kita ambil dan kita belah terdapat
bentuk daun dan juga ada bentuk telapak manusia. Artinya ribuan tahu
atau bahkan jutaan tahu lalu ada fenomena apa di daerah sini," terangnya
saat ditemui Okezone, Kamis (23/7/2015).
Suwarto menjelaskan, jauh sebelum masyarakat dihebohkan dengan adanya
fenomena batu akik, masyarakat sekitar termasuk dirinya yang kebetulan
juga memiliki lahan pekarangan di Desa Salam, sudah tertarik dengan
keunikan batu tersebut.
"Jauh sebelum booming batu akik, masyarakat sini sudah banyak yang
heran dan kagum dengan keberadaan dan keunikan batu yang ada di sekitar
sini, termasuk batu yang berada di pinggir sungai. Namun karena
masyarakat belum mengerti akan diproses menjadi apa, jadi sejauh ini ya
dibiarkan saja," jelasnya.
Namun lanjut Suwarto, banyak juga masyarakat yang tertarik untuk
mengambil lempengan batu tersebut dan dijadikan hiasan rumah seperti
untuk kolam dan juga patung. Bahkan sebagian batu tersebut dijadikan
bangunan seperti tugu di lokasi tersebut.
Setelah fenomena batu akik melanda baru terpikirkan untuk mengolah
batu tersebut. Dengan dibantu salah satu tokoh masyarakat, akhirnya batu
tersebut dicoba untuk diasah. Hasilnya sungguh mengejutkan. Setelah
melalui proses panjang berubah menjadi batu akik yang sangat bagus.
"Awalnya batu tersebut hanya dijadikan hiasan saja, masyarakat
menyebutnya batu dideh (darah yang membeku dan menggumpal). Setelah itu
iseng saya tanyakan sama Pak Po, pak ini enaknya dijadikan apa ya. Oleh
Pak Po akhirnya dicoba untuk diasah, dan hasilnya seperti ini," jelas
Sunarto sembari menunjukkan hasil batu akik yang sudah jadi.
Sementara itu lanjut Suwarto, warga Desa Salam sendiri berkeinginan
untuk mengolah batu tersebut agar memiliki nilai jual agar bisa
mengangkat perekonomian warga sekitar. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan maka untuk sementara lokasi tersebut ditutup.
"Diharapkan nantinya masyarakat sekitar yang mengelolanya, mulai dari
pengambilan batu, proses produksi dan memasarkannya langsung pada
konsumen. Karena di wilayah Kabupaten Karanganyar sendiri baru ada
penghasil batu akik unik ya di Salam, Ngargoyoso ini," pungkasnya.(Okezone)