Trend keperluan batu mulia atau batu alam juga sebagai batu cincin (batu
akik) jadi kesempatan usaha mengundang selera. Bahkan juga, satu batu
bergambar dapat dihargai miliaran rupiah. Salah satu perajin batu akik
yang selalu meningkatkan inovasinya yaitu Budi Santoso. Berbarengan enam
karyawannya pria yang tinggal di Kecamatan Lendah, Kulonprogo,
Yogyakarta, itu berhasil meningkatkan industri Bengkel Batu Permata
“Budi Santoso”.
Usaha yang ditelateni bapak satu anak ini mulai dikerjakan pada 1991.
Saat itu trend batu akik cukup merebak di Kota Yogyakarta. Oleh rekannya
dia di beri batu akik type kalimaya serta laris di jual Rp200. 000.
Dari situlah Budi tertarik dengan batu akik sampai pada akhirnya melamar
jadi tukang pembuat batu di salah satu perusahaan batu permata di
Yogyakarta. Sepanjang tiga th. bekerja dia cukup ahli bikin batu akik.
Berbekal pengalaman inilah Budi meniti usaha di tempat tinggalnya.
Saat ini sehari-hari dia dapat membuahkan batu akik sampai 50 buah.
Terkecuali batu cincin, Budi juga menghasilkan liontin, terutama dari
batuan yang mempunyai gambar unik. Bahan baku pembuat batu ini juga
cukup beragam. Budi siap bikin batu mulia dari beragam type. Tetapi, dia
paling banyak mengambil dari Garut, Jawa Barat, Purbalingga, Papua,
serta Maluku.
Bahkan juga, melalui pengepul batu mulia, dia sering minta kiriman dari
Sri Lanka. Sedang dari lokal Kulonprogo, dia memperolehnya dari
Samigaluh. Harga batu akik yang di produksi Budi juga cukup beragam.
Batu umum cuma dihargai Rp50. 000. Tetapi, rata-rata batu akik
produksinya di jual di kisaran Rp3 juta sampai beberapa puluh juta.
Bahkan juga, terdapat banyak batu mulia atau batu bergambar yang di jual
cukup mahal.
Dia membanderol harga Rp30 juta sampai ada satu buah liontin yang di
tawarkan ke pasar Rp3 miliar. Liontin ini telah banyak yang menawar
sampai Rp100 juta. “Saya tidak ingin kecolongan, bila ingin ya segitu
(Rp3 miliar), ” katanya. Menurut Budi, dia pernah jual batu catat
bergambar Nyi Roro Kidul. Waktu itu, batu itu dia terlepas pada konsumen
seharga Rp5 juta. Dari tangan konsumen ini dapat di jual Rp7, 5 juta,
sampai pada akhirnya jatuh ke tangan kolektor dengan harga Rp5 miliar.
“Bentuknya memanglah unik, nilai artistik tersebut yang membuatnya
mahal. Ada guratan alami membuat gambar, ” katanya. Pasar batu bergambar
hasil produksi Budi bukan sekedar di jual di pasar dalam negeri, juga
ada konsumen dari Malaysia, Singapura, serta sebagian negara lain.
Mereka tahu info itu dari mulut ke mulut. Saat ini, karenanya ada trend
batu mulia, Budi banyak memperoleh order bikin batu akik dari
orang-orang.
Bila dahulu bikin satu batu cuma cukup satu jam, saat ini orang-orang
mesti menanti sampai satu bulan. Seseorang pelanggan, Yudha Sani,
mengakui telah kerap datang ke bengkel punya Budi untuk beli batu
koleksi Budi. Yudha terasa batu mulia koleksi Budi cukup halus serta
harga nya cukup terjangkau. Umumnya dia bakal beli sebagian batu untuk
digunakan serta di jual kembali.
“Saya telah kerap kesini lantaran produknya bagus serta harga nya
terjangkau, ” katanya. Yudha juga tertarik dengan sebagian liontin yang
di tawarkan dari mulai batu bergambar macan, kiai, merak, sampai
panorama alam. Batu seperti ini banyak diburu konsumen.Sumber